rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

09 February 2011

Potret Sebatik


Hari Selasa dan rabu ini (09/10 feb 2011), saya dan beberapa teman dari Tarakan mengikuti kegiatan di pulau Sebatik. Pulau ini merupakan bagian dari 4 pulau terluar di wilayah propinsi Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Pulau sebatik sendiri sebagian merupakan wilayah negara malaysia. kegiatan saya disana sendiri dilaksanakan di wilayah kecamatan Sebatik Induk ( Sei Nyamuk) , sedangkan rencana esok harinya berlanjut ke kecamatan Sebatik Barat. dari Sei Nyamuk sendiri sudah dekat dekat dengan wilayah Aji Kuning yang berbatasan langsung denga Malaysia.

kami sudah berangkat pada hari Selasa siang dari kota Tarakan menggunakan pesawat Kalstar dengan lama perjalanan kurang lebih 15 menit menuju pulau Nunukan. Dari pulau ini kita melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu 'ketinting' sebuah perahu kecil dengan mesin tempel yang berkapasitas lebih kurang 8-12 penumpang. Jarak yang ditempuh pun sekitar 20 menit. ombak pada siang hari yang saya perkirakan tinggi (mengingat saya pernah mengalaminya waktu kunjungan tahun kemarin di sebatik) ternyata dilalui dengan tenang saja.., jadi seolah " tidak ada tantangan sama sekali", tapi justru ini saya sukuri, karena jujur sebenarnya saya takut melakukan perjalan lewat laut karena memang saya tidak bisa berenang!!. Setelah sampai dipelabuhan pulau Sebatik, tim harus melakukan perjalanan darat selama 1 jam untuk menuju Sei Nyamuk, ibukota Kecamatan Sebatik Timur dengan menggunakan mobil sewaan. sekali jalan menuju Sei Nyamuk ini sebesar Rp. 300.000,-. Selama perjalanan yang kita lalui awalnya tampak samping sisi kiri dan kana jalan banyak penduduk yang menjemur rumpu laut, setelah itu kita akan melewati wilayah perbukitan yang sebagian mulai ditanami kelapa sawit, lebih keliatan hijau memang, beda ketika setahun yang lalu saya datang kesini masih keliatan perbukitan gersang yang sesekali terlintas sawah tadah hujan yang ditanami padi, itupun sering gagal panen juga karena terkena banjir. secara umum roda perekonomian di pulau ini didominasi sektor perikanan, pertanian dan perkebunan. untuk sektor perkebunan ke depan sangat potensial untuk dikembangkan mengingat lahan yang tersedia masih sangat luas.
perjalanan dari pelabuhan sampai le Sei Nyamuk dilalui kurang lebih 60 menit., jalananpun sebenarnya sudah bagus namun ada di beberapa titik masih berupa jalanan tanah belum beraspal, sehingga kalau hukan dipastikan sulit dilalui karena kondisi yang sangat licin dan berbahaya bagi kendara, hal ini saya alami sendiri ketika perjalanan pulang dengan cuaca hujan. sopir kami harus berhati hati, mobil serasa meluncur kurang terkendali seolah berjalan di air sementara sisi jalan adalah jurang tanpa pembatas tepi jalan!. Sampai di Sei Nyamuk yang merupakan pusat "kota'' boleh dibilang jauh dari kesan 'wah'. sebagian hasil bumi disini dijual ke tawau, sebuah kota perdagangan terdekat di negara malaysia, sementara barang2 kebutuhan disini masih didatangkan dari tawau juga yang konon katanya merupakan barang yang akan 'expired"., Kota tawau bisa juga dibandingkan dengan Balikpapan, namun tetap saja banyak kelebihan dari kota ini. Bahkan penduduk sekitar sini banyak yang bekerja di sana sebagai TKI. jaraknya pun tidak terlalu jauh, cukup 15 menit menyebarang denga kapal dari perbatasan pulau ini. bandingkan berapa jarak yang ditempu bila mereka harus menuju kota Balikpapan.

dari keaadan ini mungkin pemerintah dan swasta bekerja sama perlu mengembangkan jalur distribusi yang lebih banyak lagi ke pulau ini, serta menciptakan berbagai sumber lapangan pekerjaan dengan pengenalan dan pengembang tehnolgi pengolahan dibidang perikanan dan peternakan, meningkatkan investor sektor perkebunan, utamanya sawit. dan jangan lupa infrastruktur jalan raya yang beraspal dan tidak terputus merupan hal yang sangat penting . bagaimanapun juga pembangunan merata harus menyentuh pulau Sebatik serat pulau pulau terluar di Indonesia lainnya. agar tidak terlalu bergantung ke negara sebelah, agar penduduk Sebatik bisa membangun dan bangga dengan pulaunya sendiri. sesuai dengan Prasasti bhineka Tunggal Ikan yang ada persis di tapal batas di Aji Kuning Sebatik : " Pada hari Jumat, tanggal 17 Agustus 2007, di Pulau Sebatik, mewakili seluruh rakyat dari kepulauan Nusantara, kami bersumpah: Tak satu titik pun hilang dari peta bumiku, tak satu pulau pun hilang dari negeriku, akan kujaga kebhinekaan bangsaku: Indonesia."

Jayalah Indonesiaku...

2 comments:

Anonymous said...

brarti kayana musti di kirimin pelampung buat persiapan ....

Hari Murti said...

pas nya pembangunan indonesia raya yang merata hehehe, mks..

Post a Comment